Rabu, 05 November 2008

Belajar dari kemenangan OBAMA

Kemenangan Barrack Obama disambut gegap gempita seluruh pendukungnya yang tersebar di berbagai penjuru amerika serikat serta dunia, antusiasme yang begitu tinggi menjadi fenomena tersendiri dalam perhelatan demokrasi Amerika Serikat kali ini selain Obama yang merupakan capres kulit hitam pertama dan Mc Cain sebagai capres tertua. Setelah 21 Bulan yang panjang akhirnya Obama keluar sebagai pemenang, tentunya pertarungan yang terjadi antara Obama dan Mc Cain menguras energi yang luar biasa bagi keduanya, namun dalam setiap kompetisi yang keluar sebagai pemenang Cuma satu dan Obamalah yang memenangkannya. Kenegerawanan luar biasa ditunjukan Obama dan Mc cain setelah hasil perhitungan suara diketahui, Mc Cain sebagai yang pihak yang kalah tidak kemudian marah dan emosional, malahan Mc Cain berpidato menenangkan pendukungnya serta menganjurkan supaya mendukung presiden terpilih, sikap dewasa ditunjukan Mc Cain sebaliknya walaupun keluar sebagai pemenang Obama tidak menjadi angkuh malahan menunjukan kerendahan hati yang luar biasa dengan memberikan penghormatan kepada Mc Cain dan mengajak nya untuk membangun Amerika Serikat yang sedang dilanda krisis ekonomi yang begitu hebat, agaknya tema kampanye Obama tetap tidak berubah yaitu Unity (kesatuan) juga Obama sempat menyinggung kemenangannya adalah kemenangan rakyat amerika tanpa memandang warna kulit, kebangsaan agama dan perbedaan lainya yang digaungkan adalah kebersamaan membangun bangsa.
Bagi kita di Indonesia antusiasme publik cukup besar dalam pemilihan presiden AS tahun ini, karena ada hal yang menjadi pemicu nya yaitu Obama pernah tinggal di Jakarta selama 4 tahun ada kebanggaan bagi sebagian masyarakat telah menjadi tempat “singgahnya” Obama, apakah hanya faktor pernah tinggal di Indonesia saja masyarakat seharusnya antusias, tentu saja banyak hal yang patut ditarik pembelajarannya baik untuk bangsa dan kalimantan Barat, mengikuti proses pemilihan presiden Amerika kita belajar bagaimana demokrasi dibangun dengan elegan dan transparan seperti pada debat antara Obama dan Mc Cain selalu diwarnai dengan perbedaan-perbedaan pandangan yang tajam antara keduanya baik dalam bidang ekonomi, militer, perubahan iklim, dan lain sebagainya keduanya yang berasal dari partai yang berbeda ideologi konsisten untuk mempertegas sikap terhadap berbagai persoalan yang dihadapi Amerika Serikat, warna demokrat dan republik begitu mewarnai keduanya, konsistensi sikap ini memberikan nuansa yang menarik dalam opini publik yang menimbulkan tanggapan luas dari publik amerika serikat, menoleh sejenak ke proses demokrasi di negara kita, tergambarkan lah perbedaan yang mencolok di Indonesia ideologisasi partai-partai politik tidak tertampakkan yang malahan inkonsistensi dalam bersikap tentang satu hal sehingga tidak jelas warna atau corak pemikirannya yang terjadi adalah sikap mendua dan cenderung pada posisi ambil aman ketika menguntungkan dijadikan momentum untuk menarik simpati sedangkan ketika merugikan menurut partai maka menarik diri dan mungkin tidak bersikap sama sekali, kemudian juga di negara ini debat yang keluar dari mulut politisi lebih banyak pandangan-pandangan emosional tanpa mengarah pada substansi persoalan, berputar-putar tanpa arah belum lagi bahasa nya adalah bahasa mendiskreditkan tanpa objektifitas, di dalam forum tidak ada perbedaan nampaknya namun dibelakang bicaranya akan memprovokasi serta menghasut dan cenderung memecah belah.Hal yang juga dapat di jadikan pembelajaran adalah pada aspek format kampanye, kalau Obama dan Mc cain mengedepankan pembangunan opini melalui media, komunikasi langsung melalui pertemuan terbuka, serta relawan yang bekerja tanpa pamrih untuk mendukung calon presiden pilihan, kita menyaksikan di Televisi begitu menyemutnya kampanye keduanya tanpa dibumbui goyang dangdutan serta acara lainnya yang tidak substantif, di negara ini ketika moment suksesi terjadi format kampanye selalu saja memakai pola konvensional, dangdutan, bagi-bagi hadiah dan lain-lain makanya tidak mengherankan ketika kampanye digelar jangan pernah mengharapkan massa yang datang semata untuk mendengarkan pesan kampanye yang ada adalah massa yang datang hanya untuk mendapatkan hiburan semata, selain itu yang sangat menarik adalah proses pengumpulan dana yang dilakukan oleh Obama dan Mc cain, mereka dibiayai oleh para donatur yang bersimpati, lebih khusus bagi Obama mereka mengumpulkan dana yang sangat besar hampir 600 juta dolar lebih dan yang unik uang sebanyak itu didapat dari donasi pribadi publik yang bersimpati mulai dari 5 dolar, 10 dolar karna simpati yang tinggi dari publik maka Obama berhasil mengumpulkan dana terbesar sepanjang sejarah Pemilu di Amerika Serikat, coba kita bandingkan dengan perhelatan suksesi di Indonesia yang menghabiskan dana milyaran rupiah dengan sumber dana yang tidak jelas, malahan yang biasa adalah calon pemimpin yang menghabiskan dana pribadi bermilyar-milyar sehingga wajar ketika kalah banyak yang stress atau melakukan pengacauan untuk menggaggalkan pentas suksesi, namun yang perlu dicermati bersama bahwa Obama berhasil menarik simpati yang begitu luas dikarenakan integritas pribadi Obama sehingga muncul suatu kepercayaan terhadap figur pemimpin, di Negara Ini kepercayaan terhadap figur pemimpin menjadi sesuatu yang sangat mahal karena perilaku elite yang tidak mencerminkan ketauladanan bagi rakyatnya.
Hal lainya adalah pada persoalan sentimen primordial (kesukuan, agama,etnis dsb) Obama menjadi simbol figur yang berhasil meretas primordial sempit, Obama yang merupakan warga amerika keturunan afrika dan berkulit hitam berhasil menjadi presiden amerika karena faktor primordial dikalahkan oleh kualitas pribadi Obama, Bagi rakyat indonesia umumnya dan Kalimantan Barat pada khususnya hal ini menjadi pembelajaran luar biasa bagaimana mencari faktor-faktor pemersatu dalam membangun NKRI bukan perbedaan yang selalu ditonjolkan, karena perbedaan adalah keniscayaan tapi dengan perbedaan membangun bangsa hal ini lah yang harus diikhtiarkan, terutama di Kalimantan Barat yang merupakan daerah dengan keragaman etnis, suku, agama dan budaya serta daerah yang pernah mengalami konflik horisontal menjadi penting untuk membangun Kalimantan Barat dengan semangat kebersamaan, tidak lah lagi kita bertengkar untuk perbedaan, tidak saatnya lagi untuk saling membenci, menghina keberbedaan antara kita, karena kalau hal tersebut tetap terjadi maka konflik horisontal mungkin akan selalu dialami Kalimantan Barat.
terakhir menurut kami bahwa kemenangan obama merupakan simbol bangkitnya kaum muda, Obama yang masih muda berhasil memenangkan pertarungan menuju gedung putih tapi sekali lagi bukan hanya mudanya yang menjadi faktor kemenangan obama tapi lagi pada kualitas obama sendiri, kaum muda dapat menjadikan proses pemilihan presiden amerika sebagai inspirasi untuk berkarya membangun negeri

Ridwansyah
Direktur Pusat Kajian Dan Study Pemberdayaan Masyarakat (PKSPM)
Kalimantan Barat
Wasekum Badko HMI Kalimantan Barat

Tidak ada komentar: